Selasa, 29 Desember 2015

Perjuangan Butuh Jarak


Dulu kita begitu dekat. Saling menegur dan mengingatkan satu sama lain. Jarak pun tak menjadi penghalang. Semua tampak dekat dan menyenangkan. Tapi kenyataannya sekarang telah berbeda. Saat kata "yaiyalah" terdengar indah hanya sekejap. Semuanya telah berubah. Tak ada lagi tegur dan sapa. Tak ada lagi nasihat saling mengingatkan. Semunya terasa berbeda. Terasa asing di sudut bola mata. Mengacuhkan seakan tak peduli, sangat. Diri ini mulai menyerah. Diambang kegamangan. Bahkan yang tampak hanyalah kesunyian, hening dan diam. Bahkan jarak pun semakin menjadi jauh. Sulit untuk di tempuh. Ada apa? Apa yang terjadi? Apakah masalah? Masalah apa? Sehebat itu kah sampai saja kau enggan untuk bercerita? Apakah kau merasakan keganjalan yang sama denganku? Ah, sebenarnya tak ada yang salah antara kita. Mungkin keadaanlah yang menuntut semua untuk berubah. Kadang kala kita harus mengerti. Tidak semua sisi dari situasi dapat menerima kehadiran kita. Ada sisi yang meminta untuk tinggal. Ada sisi yang mengharuskan untuk pergi. Dan disinilah aku merasakan semua telah berubah. Ketika pertemuan ini berjarak. Ketika pertemuan ini seolah terhenti. Aku merasa asing. Sangat asing. Ketika kita masih dapat melihat dan memperhatikan satu sama lain. Namun kita memilih untuk diam. Mungkin diam dan menjaga jarak ini cara terbaik. Bukan untuk memutuskan ukhuwah. Tapi untuk terus belajar dan belajar memperbaiki diri. Mungkin kita tak lagi bertegur sapa. Namun ada dalam doa. Untukmu, kau dengan sebuah eskrim penyemangat bagiku. Teruslah berusaha, walau kita tidak akan pernah tahu hasil seperti apa. Teruslah berharap, karena tanpa harapan kau seolah tak punya asa.

Aku yang mengagumi mu.

Minggu, 12 Juli 2015

Fried Chicken


V o I l a !
He got mad. He got mad. He got mad. Repeat it slowly-H e g o t m a d-enough. What happening with me? And why  you don’t  say anything . I leave to himself far away, not to stay. Is it me? Is that you, Yus? Frozen. I have problem with my digestion since return home. Well it called maag (as source of sickness or suffer a stomach disorder). One of  symptom is queasy. Today, just at a certain time I can tarawih in Masjid, a little happy but it was ruined, after that  I met him. Maag works when I talked with him. Pardon me, It makes you illfeel. I can’t think anymore. He said want to make our problem clear at all but it hasn’t come true. Me-use my ego. He-saturated because of unclear my attitude. Got mad and go. Here contain many reasons how you aren’t made fault and how you disenchanted by me. First you’d to come from long trip to get ‘say hallo’. It wasted your time as much as possible. Second, your time is meaningless because I am not speak normally or stated opinion. I just smile even if laughed in front of you. Next you always say I am thinner yes I am thin and it’s not your fault. Exactly… enough I can’t write any words over here… You ask why, why, why and why. It burns my head. And I always reply nope, I’m fine. Maybe I need alone for a while. I can’t understand myself. Sorry. Idk.

Kamis, 19 Februari 2015

Dalam diam


Setiap orang punya cerita masing-masing kan sebelum mereka ditakdirkan bertemu? Hidup ini pelik bahkan ketika mereka bertatap muka, ternyata tak ditakdirkan untuk bersama. Semua orang memiliki kisah suka kan? Suka pada seseorang yang dianggap berbeda. Seperti melihat secercah cahaya dalam kegelapan. Bagai melihat wajah yang ia dambakan.

Ada dua orang insan memiliki rasa yang sama dan mereka hanya bisa saling mendoakan. Tidak berbicara tapi berdoa dalam diam. Ujungnya juga nikah. Glek. Tamparan keras bagiku itu cukup kuat. Kata-kata tadi sontak membuat pupil mengecil akibat rangsangan rasa takjub yang aku alami. Bodoh. Kata itu pantas terucapkan pada diri ini. Bodoh saat aku berkata “lu naksir gue ya?”. Sekejap terdiam, untung saja suasana cair seketika saat lontaran seperti “naksir apa nih mba?  Berat badan?” itu muncul.  Seperti lelucon, sangat melegakan. Aku tidak ingin mendapatkan jawaban sama sekali atau sedikitpun tentang pertanyaan itu. Jelas itu merupakan hal yang tidak seharusnya.

Menjaga hati adalah hal yang paling baik, maka akan terus aku  jaga. Untuk ku,  untuk mu, dan untuk kita kedepannya. Teruslah. Terus dan terus berdoa, walau dalam diam.

“Aku hanyalah hamba yang percaya akan naik turunnya iman. Apabila ia naik, maka segalanya akan kulakukan. Tapi apabila ia turun, aku harap Engkau datang tuk mengingatkan.” Muhammad Ibnu Aziz.

Sabtu, 25 Oktober 2014

TABULAMTOL

TABULAMTOL, Tanaman buat dalam botol. Beginilah hobi anak agronomers iseng-iseng padahal lagi UTS. Bukan karena tugas untuk kuliah. Bosen akhirnya buat ulah jadilah begini...

pemotretan di kamar