Kamis, 19 Februari 2015

Dalam diam


Setiap orang punya cerita masing-masing kan sebelum mereka ditakdirkan bertemu? Hidup ini pelik bahkan ketika mereka bertatap muka, ternyata tak ditakdirkan untuk bersama. Semua orang memiliki kisah suka kan? Suka pada seseorang yang dianggap berbeda. Seperti melihat secercah cahaya dalam kegelapan. Bagai melihat wajah yang ia dambakan.

Ada dua orang insan memiliki rasa yang sama dan mereka hanya bisa saling mendoakan. Tidak berbicara tapi berdoa dalam diam. Ujungnya juga nikah. Glek. Tamparan keras bagiku itu cukup kuat. Kata-kata tadi sontak membuat pupil mengecil akibat rangsangan rasa takjub yang aku alami. Bodoh. Kata itu pantas terucapkan pada diri ini. Bodoh saat aku berkata “lu naksir gue ya?”. Sekejap terdiam, untung saja suasana cair seketika saat lontaran seperti “naksir apa nih mba?  Berat badan?” itu muncul.  Seperti lelucon, sangat melegakan. Aku tidak ingin mendapatkan jawaban sama sekali atau sedikitpun tentang pertanyaan itu. Jelas itu merupakan hal yang tidak seharusnya.

Menjaga hati adalah hal yang paling baik, maka akan terus aku  jaga. Untuk ku,  untuk mu, dan untuk kita kedepannya. Teruslah. Terus dan terus berdoa, walau dalam diam.

“Aku hanyalah hamba yang percaya akan naik turunnya iman. Apabila ia naik, maka segalanya akan kulakukan. Tapi apabila ia turun, aku harap Engkau datang tuk mengingatkan.” Muhammad Ibnu Aziz.

Tidak ada komentar: